KECANTIKAN SEJATI TIDAK TERLETAK PADA PENAMPILAN TUBUH

Senin, 08 November 2010

" BOLEH SAYA MELIHAT BAYI SAYA?" kata seorang ibu yang baru melahirkan dengan penuh kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan dia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki mungil itu, sang ibu menahan napas. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit. bayi itu dilahirkan tanoa kedua belah telinga.

Waktu terus berjalan.Bayi itu pun kini menjadi seorang bocah yang lucu. meskipun pendengarannya normal, penampilan anak tersebut kurang sedap dipandang. pasal, telinganya terlihat aneh. terlalu kecil dan tak ada daun telinganya.Mirip dua buah lubang yang ada di sisi kiri dan kanan kepalanya.

Suatu hari anak lelaki itu berlari pulang ke rumah. dia membenamkan wajahnya dipelukan sang ibu. Ya anak itu menangis. sambil terisak anak itu berkata, "seorang anak laki-2 besar mengejekku . Katanya au ini makhluk aneh." Mendengar pengaduan si bocah mata sang ibu berkaca-2. Dia tahu kekecewaan anak satu-2nya itu. Hari berganti minggu. Minggu berganti bulan. Thaun pun sudah berganti berkali-2. Anak itu kini telah tumbuh menjadi anak pintar dan lincah. Meskipun cacat, dia terlihat cukup tampan. Ia disukai teman-2 sekolahannya. Bakatnya di bidang musik dan menulis mulai terlihat. Namun dalam hati, sang ibu merasa kasihan kepada anaknya.

Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang teling untuknya. Namun harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata sang dokter. Kemudian, orang tua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka. Bahkan mereka bersedia membayar berapa pun untuk dua telinga itu. Namun, mereka tidak mendapatkan seorang pun yang bersedia menjual telinga apalagi mendonorkan.

Beberapa bulan sudah berlalu. Tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya. " Nak, seseorang yang tak dikenal bersedia mendonorkan telinganya kepadamu. Dalam minggu ini, kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk operasi. Namun, semua ini sangat rahasia ," kata sang ayah.

Hari yang di nantikan pun tiba. Operasi berjalan dengan sukses. Anak laki-2 itu terlihat sangat bahagia dengan penampilan barunya . Berkali-kali dia memandang wajahnya ke cermin. Rasa percaya dirinya kian tinggi. Hal ini membuatnya semakin giat belajar. Bakat musiknya kianterlihat. Berbagai penghargaan pun dia terima. Tak hanya tingkat sekolah, melainkan hingga tingkat kota dan provinsi. Namanya pun dikenal di seluruh penjuru kota.

Sekian tahun telah berlalu. Sang anak kini telah menjadi seorang lelaki dewasa. Dia kini sudah bergelar sarjana dan telah menikah dengan seorang gadis cantik, putri seorang pengusaha . Namun dia justru memilih menjadi seorang diplomat.

Suatu hari, dia menemui sang ayah. "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan kedua telinganya untukku. Aku harus berterima kasih kepadanya untuk semua ini. Dia telah berbuat sesuatu yang besar, namun hingga saat ini aku sama sekali belum membalas kebaikannya."

Mendengar hal itu, sang ayah menjawab, "Ayah yakin kau tak akan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu." setelah terdiam sesaat , sang ayah melanjutkan, " Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."

Tahun berganti tahun. Kedua orang tua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. hari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku, lalu menyibak rambut hitam panjang itu sehingga tampaklah bahwa sang ibu tidak memiliki telinga. " Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya, " bisik sang ayah. "dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya, bukan?"

Lelaki itu baru tahu bahwa yang telah puluhan tahun dia cari ternyata selalu ada di dekatnya. Ya, lelaki itu baru tahu bahwa kepada ibunyalah seharusnya dia mengucapkan terima kasih karena sang ibu telah memberikan kedua telinganya. Lelaki itu tak kuasa menahan air mata. Dia menangis di dada sang ayah. "kau sekarang tahu nak. KECANTIKAN YANG SEJATI TIDAK TERLETAK PADA PENAMPILAN TUBUH, NAMUN DI DALAM HATI, LIHATLAH IBU MU TETAP CANTIK MESKIPUN TANPA TELINGA.

perlu kau ketahui juga nak, HARTA KARUN YANG HAKIKI TIDAK TERLETAK PADA APA YANG BISA TERLIHAT , MELAINKAN PADA APA YANG TIDAK DAPAT TERLIHAT. CINTA SEJATI TIDAK TERLETAK PADA APA YANG TELAH DIKERJAKAN DAN DIKETAHUI , NAMUN PADA APA YANG TELAH DIKERJAKAN TETAPI TIDAK DIKETAHUI," kata sang ayah sembari mengusap kepala lelaki itu.


[get this widget]

0 komentar: