tugas SDLC(system development life cycle)

Rabu, 24 Februari 2010


Ini adalah gambaran SDLC dari perusahaan xx yang bergerak di bidang industri. Sedangkan pengertian SDLC itu sendiri akan di jelaskan di bawah ini.
SDLC didefnisikan oleh Departemen Kehakiman AS sebagai sebuah proses pengembangan software yang digunakan oleh systems analyst, untuk mengembangkan sebuah sistem informasi. SDLC mencakup kebutuhan (requirement), validasi, pelatihan, kepemilikan (user ownership) sebuah sistem informasi yang diperoleh melalui investigasi, analisis, desain, implementasi, dan perawatan software. Software yang dikembangkan berdasar kan SDLC akan meng hasilkan sistem dengan kualitas yang tinggi, memenuhi harapan penggunanya, tepat dalam waktu dan biaya, bekerja dengan efektif dan efsien dalam infrastruktur teknologi informasi yang ada atau yang direncanakan, serta murah dalam perawatan dan pengembangan lebih lanjut.
SDLC merupakan pendekatan sistematis untuk memecahkan masalah yang terdiri dari beberapa tahapan. Tiap-tiap tahapan dapat terdiri dari beberapa langkah berikut:
1. Konsep software dan mengidentifkasi dan mendefinisikan kebutuhan akan sebuah sistem baru 2. Analisis kebutuhan dan menganalisis kebutuhan informasi dari pengguna .akhir sebuah system 3. Desain arsitektural dan membuat blueprint desain berdasarkan spesifikasi utama, seperti hardware, software, pengguna, dan sumber data 4. Coding dan debugging dan membuat dan memprogram system 5. Pengujian sistem dan mengevaluasi fungsionalitas sistem aktual, dalam hubungannya dengan fungsionalitas yang diharapkan.
Langkah-langkah dalam SDLC, tidak ada langkah baku, tapi ketujuh langkah di bawah merupakan life cycle yang paling sering digunakan oleh para software developer professional,yaitu :
1. Studi kelayakan Dilakukan oleh software developer dengan mempelajari konsep sistem yang diinginkan oleh pihak manajemen, apakah sistem baru tersebut realistis dalam masalah pembiayaan, waktu, serta perbedaan dengan sistem yang ada sekarang. Biasanya, dalam tahap ini diputuskan untuk meng-update sistem yang ada, atau menggantinya dengan yang baru.
2. Analisis Pengguna dan software developer bekerja sama mengumpulkan, mempelajari, dan merumuskan kebutuhan-kebutuhan bisnis.
3. Desain Pada langkah ini dilakukan pembuatan blueprint sistem. Di dalamnya termasuk penyesuaian dengan arsitektur telekomunikasi, hardware, dan software untuk pengembangan lebih lanjut, serta membuat model sistem dan menciptakan model graphical user interface (GUI), database, dan lain-lain.
4. Pengembangan Di sini, barulah para programmer melakukan coding untuk menerapkan desain ke dalam sistem yang sesungguhnya, membuat program,dan menyiapkan database.
5. Pengujian Setelah sistem berhasil dikembangkan, langkah selanjutnya adalah pengujian untuk melihat apakah sistem telah sesuai dengan harapan dan kebutuhan pengguna. Dalam tahap ini, juga dilakukan debugging dan penyesuaian-penyesuaian akhir.
6. Implementasi Pada tahap ini, software yang telah diuji siap diimplementasikan ke dalam sistem pengguna. Pembuatan user guide dan pelatihan juga dilakukan dalam tahap ini.
7. Perawatan Perawatan dimaksudkan agar sistem yang telah diimplemantasikan dapat mengikuti perkembangan dan perubahan apapun, yang terjadi guna meraih tujuan penggunaannya. Help desk untuk membantu pengguna, serta perubahan yang dianggap penting dapat dilakukan terhadap sistem dalam tahap ini. Jika memperhatikan langkah-langkah di atas, coding dan debugging yang selama ini menjadi pekerjaan utama software developer, hanyalah dua dari tujuh tahapan dalam SDLC. Di luar kedua langkah tersebut, SDLC lebih banyak berkutat pada urusan manajemen (non-teknis), yang mungkin kurang mendapat perhatian dari pada software developer.
Konsep System Development Life Cycle dapat diterapkan dalam implementasi keamanan dalam suatu perusahaan. Setiap tahap dari SDLC memainkan peranan penting untuk mencapai tujuan yang terdiri dari 6 tahap , antara lain :
Stage 1 : Initiation
Stage 2: Analysis Systems
Stage 3: System Design
Stage 4: System Development
Stage 5: Implementation
Stage 6 :Maintenance
Stage 1: Initiation
Pada tahap ini mendefinisikan informasi yang dapat diketahui dari perusahaan ,antara lain :
1. Identifikasi asset-aset perusahaan ( People , system , information ,data , aplikasi , hardware )
2.Sejarah ancaman yang pernah dialami oleh perusahaan (internal ,eksternal)
3.Identifikasi dampak kriteria bagi perusahaan ( reputasi , financial , produktivitas ,safety , fines,others)
Stage 2: Analysis Systems
Setelah semua komponen perusahaan telah diidentifikasikan , selanjutnya dapat menentukan
asset kritis perusahaan , kemudian menganalisa sistem keamanan yang telah diterapkan pada
perusahaan , kemungkinan ancaman yang dapat terjadi terhadap asset kritis perusahaan perusahaan.
Stage 3: System Design
Dalam tahap ini mendesign sistem keamanan yang akan digunakan untuk mengatasi ancaman
ataupun menghindari ancaman yang dapat dialami oleh perusahaan,
Level security yang harus diawasi terdiri dari beberapa level , level bawahnya yang menjadi
landasan pokok keamanan di level selanjutnya ,yaitu :
-Keamanan Informasi
-Keamanan Jaringan
-Keamanan Sistem
-Keamanan Fisik
Stage 4: System Development
Pada tahap ini , bagaimana design di implementasikan dengan checklist detail design.
Stage 5: System Implementation
Pada tahap ini , bagaimana IT security yang telah di design , di kembangkan dan
kemudian akan diimplementasikan secara riil.
Stage 6: Maintanance
Pada tahap ini bagaimana kinerja IT security yang telah di implementasikan , secara
terus menerus di maintain.
SDLC ini seharusnya dapat menghasilkan suatu sistem aplikasi yang sesuai dengan harapan konsumen, dapat diselesaikan dalam waktu dan biaya yang telah ditentukan, dapat berjalan efektif dan efisien dalam infrastrukur teknologi informasi sekarang dan pada masa yang akan datang. Sistem juga harus mudah untuk dikembangkan untuk merespon berbagai kebutuhan organisasi/perusahaan pemakainya.


[get this widget]