Kenikmatan Seks Diambang Maut

Minggu, 09 Januari 2011

Dear Dad/Ta's dan Kokier dimanapun anda berada, salam damai dari Oz
Banyak cara dilakukan untuk mencapai kenikmatan seksual, mulai dari yang wajar hingga cara yang mengancam jiwa.

Prolog
Banyak berita bunuh diri dengan cara menggantung diri yang terjadi di dunia ini. Kasus ini sangat memrihatinkan sekaligus menarik untuk dipelajari. Misalnya, mengetahui latar belakang seseorang melakukan bunuh diri sampai cara mereka bunuh diri.
Di Indonesia, kasus bunuh diri ditemukan hampir setiap hari. Beritanya marak dimana-mana. Alasannya beragam mulai masalah asmara sampai alasan ekonomi. Dari sekian kasus, ada hal menarik dari kasus bunuh diri dengan cara gantung diri. Kasus ini yang memunculkan ide untuk menulis artikel ini.
Ada pertanyaan besar. Mengapa orang yang mati bunuh diri dengan menggantung diri umumnya lidahnya terjulur? Mengapa alat kelamin laki-laki yang menggantung diri dalam keadaan ereksi atau, bahkan, dalam banyak kasus juga ditemukan bukti terjadi ejakulasi? What and Why??
Uniknya, kondisi tersebut tidak saja menimpa pelaku bunuh diri laki-laki. Pada kasus gantung diri perempuan juga ditemukan, seolah-olah, mereka mengalami kenikmatan seksual yang tinggi atau dalam keadaan terangsang. Setelah mencari-cari informasi, akhirnya kutemukan jawaban atas pertanyaan ini. Ternyata, ada hubungan antara erotisme dan gantung diri. Weks...
Dear KoKiers,
Lebih dari sepuluh tahun lalu (1997), jasad Michael Hutchence, vokalis grup musik INXS asal Australia, ditemukan di sebuah hotel di Sydney oleh salah seorang petugas kebersihan pada jam 11.50 siang. Kondisinya tragis dan sedikit memalukan. Dinsinyalir, penyanyi tersebut melakukan bunuh diri.
Saat ditemukan, tubuhnya telanjang bulat dan kaki dalam keadaan berlutut. Wajahnya menghadap ke arah pintu. Sebuah ikat pinggang terkalung di lehernya. Sementara, lidahnya terjulur dan membiru.
Benarkah kematian Michael akibat bunuh diri seperti yang disinyalir selama ini? Kasus kematian Michael nampaknya ditutup-tutupi. Bagi keluarganya, Michael mati karena bunuh diri, sudah cukup. Period and case closed. Namun tidak demikian dengan para investigator yang perhatian dengan masalah ini.
Baru-baru ini, sebuah fakta terungkap. Kematian Michael bukan karena bunuh diri melainkan akibat permainan seks yang mematikan. Benar, dia memang nampak seperti bunuh diri. Namun sejatinya, ikat pinggang yang erat melilit lehernya adalah sebuah upaya untuk mencapai kenikmatan seksual yang maha tinggi. Ya, konon kematian Michael akibat ketidaksengajaan belaka.
Penemuan baru ini, walau tidak ada bukti secara forensik, diduga kuat akibat kekurangan oksigen di otaknya saat yang bersangkutan sedang melakukan masturbasi. Masturbasi yang aneh dan berbahaya. Atau, dalam bahasa kerennya, auto erotism. Dalam istilah kedokteran disebut Erotic asphyxiation. Selama hidup Michael memang dikenal sebagai maniak seks.
Erotic asphyxiation refers to intentionally cutting off oxygen to the brain for sexual arousal. It is also called asphyxiophilia, autoerotic asphyxia, scarfing, kotzwarraism, or breath control play. Colloquially, a person engaging in the activity is sometimes called a gasper. The erotic interest in asphyxiation is classified as a paraphilia in the Diagnostic and Statistical Manual of the American Psychiatric Association. Psychiatrist Joseph Merlino stated that it meets the criteria for a disorder "because it has the potential for lethality or serious injury."(Sumber: wikipedia)
Tidak dapat dipungkiri, sebagai manusia normal, kita membutuhkan kehidupan seksual yang sehat. Kenikmatan seksual merupakan salah satu anugerah Tuhan yang diberikan kepada makhluk hidup. Kenikmatan seksual yang memuaskan sudah bukan rahasia lagi menjadi tujuan utama dalam menikmati hubungan seksual. Ini merupakan fitrah makhluk hidup terutama manusia.
Hampir setiap orang dewasa mendambakan kenikmatan ini sebagai perwujudan rasa cinta terhadap pasangan dan memuaskan nafsu syahwat. We can't deprive it atau deny it.
Yang menjadi masalah, banyak manusia yang tidak puas dengan kenikmatan seksual secara normal. Banyak yang mencari jalan untuk memuaskan birahi dengan berganti-ganti pasangan yang dalam konteks ini dianggap 'normal'. Namun, banyak juga yang mencari kenikmatan surgawi dengan melakukan masturbasi dengan cara di luar normal sampai taraf membahayakan nyawa. Salah satunya dengan erotic asphyxiation, yaitu kenikmatan luar biasa yang dicapai dengan cara mencekik leher sendiri, menutup kepala dengan kantong plastik kemudian mengikat lehernya atau mengikat alat kelamin. Ada juga yang menggantung diri seperti yang dilakukan almarhum David Carradine.
Tentu saja, praktek ini sangat membahayakan nyawa walau mungkin dilakukan dengan sangat hati-hati. Walaupun mengetahui masturbasi seperti ini sangat berbahaya, para pemburu kenikmatan syahwat ini tidak gentar. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya remaja atau laki-laki dewasa yang meninggal akibat praktek ini. Di antara korban tersebut, ada pesohor seprti Michael Hutchence dan si Grasshoper legend, David Carradine, yang meninggal tahun lalu.
J.L. Uva dalam Autoerotic Asphyxiation in the United States yang dimuat dalam Journal of Forensic Science (Juli, 1995) menyebutkan “Estimates of the mortality rate range of autoerotic asphyxia between 250 to 1000 deaths per year in the United States.” Cases have also been reported in Scandinavia and in Germany. Masih menurut sumber yang sama, Actor David Carradine's death in June 2009 is believed to be the result of erotic asphyxiation.
Autoerotic asphyxia (AEA), dalam bahasa sehari-hari, adalah sebuah praktek memotong jalur oksigen yang menuju otak demi mencapai kepuasan seksual tertinggi saat seseorang melakukan masturbasi. Konon, tertahannya oksigen memang bisa menimbulkan sensasi luar biasa yang susah digambarkan. Umumnya, mereka yang mencari kenikmatan seksual ini mirip berakhir seperti korban gantung diri.

Tidak aneh, banyak ditemukan alat kelamin korban bunuh diri dengan cara menggantung diri dalam keadaan ereksi atau bahkan ejakulasi. Praktek AEA lain yang sering dilakukan dengan membungkus kepalanya dengan sebuah kantong palstik. Jika waktunya tepat, seseorang akan mencapai kenikmatan seksual yang maha dasyat sebelum yang bersangkutan hilang kesadaran atau pingsan. Bahayanya, jika yang bersangkutan mengalami pingsan lebih dulu sebelum mencapai orgasme, maka kematian yang terjadi.
Dear KoKiers,
Tidak seorang pun mengetahui mengapa kekurangan oksigen di dalam otak bisa menimbulkan sensasi nikmat luar biasa. Para ahli saraf berspekulasi euforia tersebut merupakan efek samping dari glutamate cascade, yaitu, suatu kondisi yang terjadi saat sel otak mati. Dengan bahasa sederhana, without oxygen, brain cells die... quickly.
Ketika sel otak mati maka serangkaian glutamat akan dikeluarkan. Untuk menghindari berlebihnya glutamat yang bisa menghancurkan sel otak, otak akan mengeluarkan zat yang berfungsi sebagai a receptor blocker. Zat ini untuk mencegah glutamate masuk ke dalam sela-sela sel otak. Jika gagal, mautlah yang didapat. Konon, fungsi blocker inilah yang menyebabkan sensansi nikmat yang luar biasa.
Dalam kenyataan sehari-hari, hampir semua korban gantung diri ditemukan dalam kondisi lidah terjulur dan membiru. Seperti yang terjadi pada Michael Hutchence, pentolan grup band INXS, juga Vaughn Bode, cult cartoonist, dan Stephan Milligan, anggota parlemen Inggris, juga korban AEA.
Carotid sinus reflex, aksi mencekik diri, juga bisa menyebabkan kematian. Ketika leher dicekik, carotid sinus akan terstimulasi untuk mengirim tekanan ke jantung sehingga bisa terjadi serangan jantung mendadak. Teori ini yang memunculkan spekulasi prinsip mekanisme di balik gantung diri.
William S. Burroughs, dalam Cities of The Red Night, memaparkan gantung diri selalu ada kaitannya dengan unsur erotisme. Ia menyebutkan orang yang gantung diri akan mengalami ejakulasi spontan saat ajal menjemput. Kenikmatan seksual yang diperoleh melalui AEA tidak selalu menimbulkan kematian. Tetapi, praktek ini bisa menyebabkan kerusakan otak secara permanen. Benar jika dikatakan sensasi euforia yang berkaitan dengan kenikmatan seksual ini merupakan respon oak ke sel otak kematian.
Menurut sejarah, praktek autoerotic asphyxiation telah didokumentasikan sejak abad 17. Jaman dulu, metode ini digunakan sebagai pengobatan gangguan ereksi. Setelah diteliti, salah satu metode yang dianggap mampu menyembuhkan gangguan ereksi dengan cara seperti proses menggantung diri.
Konon, para peneliti yang terjun langsung dan melihat di tempat-tempat hukuman gantung. Mereka menemukan hampir semua terdakwa hukuman gantung mengalami ereksi. Kadang-kadang, keadaan ereksi masih bertahan sampai sang korban meninggal dunia walau tidak jarang juga ditemui korban mengalami ejakulasi. Walau demikian, para ahli menekankan hal ini tidak bisa disamakan dengan mekanisme yang dicari oleh pelaku AEA. Tentu para pemburu kenikmatan tertinggi seksual ini tidak akan mengharapkan kematian setelah orgasme, bukan?
Di Amerika, kasus ini banyak terjadi utamanya di kalangan anak muda, khususnya laki-laki. Hanya sedikit sekali kasus yang melibatkan korban perempuan. Korban diperkirakan mencapai angka 250-1000 orang. Namun, konon, angka sebenarnya lebih tinggi. Banyak korban AEA melakukan masturbasi sendiri, tetapi dalam prakteknya ada juga yang melakukan masturbasi dengan orang lain.
Dalam banyak kasus, biasanya keluarga korban terutama orang tua akan sangat malu mengetahui anaknya meninggal sedang dalam keadaan masturbasi. Mereka menghilangkan bukti-bukti seperti majalah porno atau sex toys. Majalah porno dan alat bantu seks biasanya digunakan pelaku Erotic asphyxiation untuk membantu fantasi seksual, seperti yang ditemukan dalam banyak kasus. Para orang tua korban lebih senang masyarakat mengetahui anaknya mati bunuh diri dan bukan karena autoerotic asphyxia.
Beberapa korban Erotic asphyxiation, seperti disebut di bagian pertama, ditemukan dalam keadaan lidah terjulur. Kondisi ini sama seperti korban gantung diri. Inikah yang menyebabkan banyak kasus korban gantung diri ditemukan dalam keadaan ‘klimaks’? Pelaku gantung diri mungkin tidak bermaksud mencari kenikmatan super enak. Tetapi, mereka malah tanpa sengaja mengalami orgasme tertinggi. We can't prove it, can We?.
Pelaku autoerotic asphyxiation tentunya tidak menginginkan mati. They don’t mean to kill themselves. Yang banyak terjadi justru ketika sang pelaku mencapai klimaks kenikmatan, mereka pingsan atau, yang paling fatal, menemui ajal. Penyebabnya bisa saja faktor kelelahan atau disoriented karena kekurangan oksigen. Akibatnya, mereka tidak mampu membebaskan diri dari tali yang mengikat leher, bahkan berdiri pun tidak mampu.
Dear KoKiers,
Memburu kenikmatan seksual tidaklah dilarang selama dalam hubungan yang sehat dengan pasangan resmi dan dilakukan dengan cara yang wajar. Tidak perlu mencari-cari cara yang aneh apalagi sampai membahayakan nyawa. Mencapai kenikmatan seksual memang memuaskan, namun hanya bisa dirasakan sesaat. Lalu, mengapa memburunya sampai harus mengorbankan nyawa sendiri? It's not worth enough to die for an uncertain ultimate orgasm, bukan?


[get this widget]

0 komentar: